Kamis, 25 Februari 2016

"POSITIVE EMOTIONS"

Di suatu pagi yang cerah, Vincent Van Gogh, seorang maestro lukis yang terkenal itu sedang asyik melukis sebuah taman yang ada di kota Paris.  
Hari itu merupakan hari yang indah, cerah dan bersuhu sejuk.

Van Gogh sudah hampir 90% menyelesaikan lukisannya ketika seorang wanita yang penasaran ingin tahu lukisan Van Gogh mencoba mendekati sang Maestro.

Namun karena tidak memperhatikan tanah rumput yang tidak rata, wanita itu terjatuh dan menubruk Van Gogh yang sedang melukis.

Sebuah tarikan garis warna coklat muncul di tengah lukisan hijau asri itu dan membuat 'cacat' lukisannya.

Wanita tadi minta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian tersebut. Namun Van gogh hanya tersenyum sambil mengatakan: Tidak mengapa, saya akan mencoba memperbaikinya.

Dia akhirnya mengubah guratan kecelakaan itu jadi sebuah lukisan bangku kayu.
Memang jadi aneh di sebuah taman yang hijau asri tapi ada sebuah bangku kosong di tengahnya.
Tapi justru karena keanehan itulah lukisan Van Gogh yang satu ini membuat orang berpikir apa maksud Van Gogh menciptakan kursi tersebut dan menjadikan salah satu lukisan paling terkenal diantarta lukisan lainnya.

Di dalam hidup seringkali hal yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita inginkan atau rancangkan.
Kita sering melakukan kesalahan dan terkadang malahan ketidak sempurnaan itu terjadi akibat kesalahan orang lain.

Dari kondisi di atas kita punya dua pilihan, merasa kesal dan frustasi dengan Emosi Negatif atau melanjutkannya dengan Emosi Positif.

Ketika kejadian mengesalkan terjadi, ingatlah kisah ini.
Ubahlah suatu kesalahan yang terjadi menjadi karya unik indah dengan emosi positif.
Tidak semua hal yang kita inginkan menjadi kenyataan.
Tidak semua yang kita harapkan berjalan mulus. Tetapi semuanya berada di dalam rencana Tuhan untuk membentuk kita.

*** Semoga kita semakin menyadari, bahwa musibah yg terjadi pasti ada Hikmat yg Tuhan rancang bagi orang yg percaya kepadaNYA.
Amin...🙏🙏

(dari group WA)

Minggu, 21 Februari 2016

"Kisah sodagar kaya & sang pengemis" ===============================

Pada suatu hari sepasang suami isteri sedang makan bersama di rumahnya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis. Melihat keadaan pengemis itu, si isteri merasa terharu dan dia bermaksud hendak memberikan sesuatu.

Tetapi sebelumnya sebagai seorang wanita yang patuh kepada suaminya, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, "Suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu ?".

Rupanya suaminya memiliki karakter berbeda dengan wanita itu. Dengan suara lantang dan kasar menjawab, "Tidak usah! usir saja dia, dan tutup kembali pintunya!" Si isteri terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada pengemis tadi sehingga dia berlalu dengan kecewa.

Pada suatu hari yang naas, perdagangan lelaki itu jatuh bangkrut. Kekayaannya habis dan ia menderita banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat dengan isterinya, rumah tangganya menjadi berantakan sehingga terjadilah perceraian.

Tidak lama sesudahnya bekas isteri yang pailit itu menikah lagi dengan seorang pedagang dikota dan hidup berbahagia. Pada suatu ketika wanita itu sedang makan dengan suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Setelah pintunya dibuka ternyata tamu tak diundang itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hati wanita itu. Maka wanita itu berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?". Suaminya menjawab, "Berikan makan pengemis itu!".

Setelah memberi makanan kepada pengemis itu isterinya masuk kedalam rumah sambil menangis. Suaminya dengan perasaan heran bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis? apakah engkau menangis karena aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?".

Wanita itu menggeleng halus, lalu berkata dengan nada sedih, "Wahai suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada diluar itu ?............ Dia adalah suamiku yang pertama dulu."

Mendengar keterangan isterinya demikian, sang suami sedikit terkejut, tapi segera ia balik bertanya, "Dan, tahukah engkau siapa aku yang kini menjadi suamimu ini?.................. Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya!".

Roda hidup selalu berputar. Anda tidak akan pernah tahu posisi Anda akan diatas atau di bawah.

Renungan :

"Jangan Bersikap Sombong ketika berada diATAS, tebarkan perbuatan baik dimana - mana maka anda akan menerima balasannya"

(dari group WA)

Rabu, 17 Februari 2016

Raja Jengis Khan dan Burung Rajawali

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
🙏 Filipi 4:8

Raja Jengis Khan mempunyai seekor burung rajawali yang pandai. Setiap kali berburu, dengan setia burung ini menemani dan membantunya. Pada suatu hari, seperti biasa ia berburu, teriknya matahari menyebabkan ia haus, persediaan air sudah habis. Ia bermaksud mencari sungai untuk menghilangkan hausnya tetapi musim panas yang berkepanjangan menyebabkan banyak sungai menjadi kering. Setelah berjerih-payah mencari, akhirnya ia menemukan air yang menetes dari cela-cela batu. Dengan rasa gembira, ia mengambil cawan emasnya untuk mengumpulkan air yang mengalir setetes demi setetes itu. Setelah hampir penuh, ia bermaksud meminumnya. Siapa sangka burung rajawalinya menyambar dari atas, sehingga cawan yang berisis air itu tumpah. Dengan mata bertanya-tanya ia melihat pada burungnya; ia tidak mengerti mengapa burungnya berbuat demikain? Untuk menghibur hati yang kesal, ia berdalih dengan mengatakan dalam hati, bahwa burung rajawali melakukan tanpa disengaja. Dengan menahan kejengkelannya, kembali ia mengangkat cawan dan mengumpulkan air setetes demi setetes. Setelah penuh, kembali ia bermaksud meminumnya, kembali si burung menyambar dan menumpahkan air tersebut. Dengan menahan sabar, jengis Khan coba menghibur diri dengna berfikir bahwa kejadian ini hanya kebelutulan saja. Tetapi kesabarannya hilang, tatkala untuk ketiga kalinya si burung berbuat yang sama. Ia beranggapan bahwa burungnya berbuat demikian dengan sengaja dan bermaksud menentangnya. Dalam kemarahan, Jengis Khan menghunus pedangnya dan menebas, sehingga burung Rajawali ini terpenggal menjadi dua, darah segar muncrat membasahi tanah sekitarnya.
Dengan kemarahan ia berkata, "sekarang kamu tidak bisa berbuat gaduh lagi." Alangkah terkejutnya raja tatkala ia mau mengambil cawan emasnya, karena cawan tersebut telah berubah menjadi kebiru-biruan. Barulah dia sadar, bahwa air yang menetes dari cela-cela batu itu beracun. Untuk mengetahui persoalan dengan jelas, maka ia memanjat ke atas dan ditemukan ditempat sumber air terdapat bangkai ular beracun yang sudah membusuk. Sekarang barulah ia sadar bahwa buruang rajawali menumpahkan air bukan untuk menentangnya, melainkan untuk mencegah agar ia tidak minum air beracun tersebut. Dengan perasaan sedih, ia memandang bangkai burung yang tergeletak di tanah, dengan penuh penyesalan ia berkata, "Oh burung yang kucintai, betapa bodohnya aku salah paham maksudmu yang baik."

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
👀 Kejadian 50:20

🎁 God Bless you

(dari group wa)