Rabu, 17 Februari 2016

Raja Jengis Khan dan Burung Rajawali

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
🙏 Filipi 4:8

Raja Jengis Khan mempunyai seekor burung rajawali yang pandai. Setiap kali berburu, dengan setia burung ini menemani dan membantunya. Pada suatu hari, seperti biasa ia berburu, teriknya matahari menyebabkan ia haus, persediaan air sudah habis. Ia bermaksud mencari sungai untuk menghilangkan hausnya tetapi musim panas yang berkepanjangan menyebabkan banyak sungai menjadi kering. Setelah berjerih-payah mencari, akhirnya ia menemukan air yang menetes dari cela-cela batu. Dengan rasa gembira, ia mengambil cawan emasnya untuk mengumpulkan air yang mengalir setetes demi setetes itu. Setelah hampir penuh, ia bermaksud meminumnya. Siapa sangka burung rajawalinya menyambar dari atas, sehingga cawan yang berisis air itu tumpah. Dengan mata bertanya-tanya ia melihat pada burungnya; ia tidak mengerti mengapa burungnya berbuat demikain? Untuk menghibur hati yang kesal, ia berdalih dengan mengatakan dalam hati, bahwa burung rajawali melakukan tanpa disengaja. Dengan menahan kejengkelannya, kembali ia mengangkat cawan dan mengumpulkan air setetes demi setetes. Setelah penuh, kembali ia bermaksud meminumnya, kembali si burung menyambar dan menumpahkan air tersebut. Dengan menahan sabar, jengis Khan coba menghibur diri dengna berfikir bahwa kejadian ini hanya kebelutulan saja. Tetapi kesabarannya hilang, tatkala untuk ketiga kalinya si burung berbuat yang sama. Ia beranggapan bahwa burungnya berbuat demikian dengan sengaja dan bermaksud menentangnya. Dalam kemarahan, Jengis Khan menghunus pedangnya dan menebas, sehingga burung Rajawali ini terpenggal menjadi dua, darah segar muncrat membasahi tanah sekitarnya.
Dengan kemarahan ia berkata, "sekarang kamu tidak bisa berbuat gaduh lagi." Alangkah terkejutnya raja tatkala ia mau mengambil cawan emasnya, karena cawan tersebut telah berubah menjadi kebiru-biruan. Barulah dia sadar, bahwa air yang menetes dari cela-cela batu itu beracun. Untuk mengetahui persoalan dengan jelas, maka ia memanjat ke atas dan ditemukan ditempat sumber air terdapat bangkai ular beracun yang sudah membusuk. Sekarang barulah ia sadar bahwa buruang rajawali menumpahkan air bukan untuk menentangnya, melainkan untuk mencegah agar ia tidak minum air beracun tersebut. Dengan perasaan sedih, ia memandang bangkai burung yang tergeletak di tanah, dengan penuh penyesalan ia berkata, "Oh burung yang kucintai, betapa bodohnya aku salah paham maksudmu yang baik."

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
👀 Kejadian 50:20

🎁 God Bless you

(dari group wa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar